Kehidupan suatu bangsa ditentukan oleh kemamuannya
dalam menghadapi era globalisasi yang terjadi.Globalisasi yang tak terelakkan
ini memaksa setiap Negara atau Bangsa untuk melakukan perubahan yang baik untuk
Negara itu sendiri.Perubahan tersebut mencakup dalam semua aspek kehidupan.
Di era globalisasi ini, bila suatu
Negara tidak mampu bersaing dengan baik maka suatu Negara tersebut akan terus
berada pada posisi yang dibawah dan semakin tertinggal disbanding dengan
Negara-Negara lain.Dengan meningkatkan semua kualitas dalam suatu Negara,suatu
Negara dapat bersaing di era globalisasi ini.
Menorah pada Negara kita sendiri,Negara Republik
Indonesia, kehidupan Indonesia harus ditingkatkan agar mampu bersaing dengan
Negara-negara luar.Aspek yang ditingkatkan mencakup segala aspek yaitu Ekonomi,
Politik, Sosial dan Budaya dan lainnya. Dalam bidang ekonomi,kita harus
meningkatkan kualitas barang dalam negeri.Namun, masalah yang bias menghambat
perkembangan Negara kita adalah kemelut korupsi yang tidak pernah
berujung.Negara ini disibukkan dengan sikap dan perilaku petinggi kita sendiri.
Dalam
mencipatakan perubahan yang berarti bagi Negara kita, semua warga Indonesia
berkewajiban untuk melakukan hal-hal kecil maupun hal besar yang membaikkan
Negara kita.Sebagai generasi penerus bangsa, kita sebagai mahasiswa hendaklah
menuntut ilmu setingginya dan mengaplikasikan ilmu yang kita punya untuk
kemajuan Negara kita.
Disamping
itu, kita juga harus mengantisipasi dampak yang dapat ditimbulkan dari
persaingan di era globalisasi ini.
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki
hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan
antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan,
budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas
suatu negara menjadi biasa.
Globalisasi disebut juga sebagai “global age”, sejak
berakhirnya abad ke-20 dan merupakan permulaan dari millenium baru. Dalam
pengertian yang paling simple, globalisasi dapat diartikan sebagai perlebaran
(widening), pendalaman (deepning), dan percepatan (speeding up) dari
“interconnectedness” global.
Sementara itu Robert Keohane dan Joseph nye dalam
karya bersamanya menggambarkan globalisasi; apa yang mereka sebut dengan
istilah globalisme, sebagai “sebuah situasi dunia yang melibatkan
jaringan-jaringan interdepedensi pada jarak yang multikontinental”, lebih jauh
mereka menggambarkan ketergantungan itu dalam lima bidang: ekonomi, budaya,
masyarakat, lingkungan dan militer.
Konsep utama globalisasi ditekankan sebagai sebuah
perenggangan dari aktivitas-aktivitas sosial, politik dan ekonomi melintasi
batas-batas seperti kejadian-kejadian, keputusan-keputusan dan aktivitas dalam
sebuah wilayah dunia dapat menjadi signifikan bagi individu-individu dan
komunitas-komunitas yang ada dilain wilayah dunia. Dengan pengertian ini,
globalisasi mewujudkan hubungan transregional, perolehan jaringan (networks)
aktivitas sosial dan memungkinan terjadinya keterkaitan masyarakat lokal dengan
kejadian-kejadian di bagian-bagian dunia lainnya, atau sebaliknya.
Lebih jauh globalisasi menekankan bahwa koneksitas
lintas batas yang terjadi bukanlah sesuatu yang bersifat sesekali atau bahkan
bersifat acak (random), tetapi justru lebih bersifat reguler dimana ada sebuah
intensifikasi yang terdeteksi, atau perkembangan jarak yang lebih luas dalam hubungan,
pola-pola interaksi yang jelas mengalir melebihi atau diluar keinginan
komunitas konstituen dan negara.
globalisasi memang memiliki sifat mengancam yang
menakutkan. Dua kali perang dunia pada abad lalu dipicu oleh persaingan global
untuk memperebutkan sumber daya ekonomi. Contoh paling mutakhir: pendudukan
Amerika Serikat atas Irak yang telah berlangsung 4 tahun juga menunjukkan hal
yang sama meskipun dibungkus dengan berbagai argumen. Pengaruh asing dapat
dianalogikan sebagai virus yang menakutkan, namun selama ketahanan nasional
sebagai sistem kekebalan tubuh cukup kuat, virus tersebut seharusnya tidak
menjadi kekuatan yang mengancam. Polemik dan retorika tidak membantu
menciptakan daya saing yang diperlukan untuk terwujudnya Kebangkitan Nasional.
faktor-faktor
terjadinya globalisasi :
1. Kemajuan IPTEK terutama dalam bidang
informasi dan inovasi-inovasi baru di dalam teknologi yang mempermudah
kehidupan manusia.
2. Perdagangan
bebas yang ditunjang oleh kemajuan IPTEK.
3. Kerjasama regional dan internasional yang
telah menyatukan kehidupan berusaha dari bangsa-bangsa tanpa mengenal batas
negara.
1.
Pengertian
Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis
suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun
luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
Beberapa
bentuk ancaman tersebut menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka karma)
meliputi:
1. Ancaman di dalam negeri
internal kebangsaan, ancaman dalam negeri
menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia dalam mengukuhkan ketahanan
nasional bangsa Indonesia dalam berbagai kondisi ancaman yang berasal dari
dalam negeri. Ancaman ini bisa berupa pemberontakan, subversi, kudeta, atau apa
pun namanya yang berasal atau terbentuk dari masyarakat Indonesia.
2.
Ancaman dari luar
Dalam bentuk fisiknya, ancaman seperti ini
dapat kita jumpai dalam beberapa istilah di bawah ini yang sangat akrab di
telinga kita, antara lain: infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan
kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh
musuh dari luar negri. Namun, dalam bentuk non-fisiknya ancaman seperti ini
jauh lebih berbahaya dari sekedar perang fisik. Ia bisa berwujusd perang
pemikiran, propaganda global, pelemehan sistem – sistem kehidupan yang
bersentuhan dengan sensitifitas agama, ras, budaya, dll. Hal ini jika tidak
disadari dan dibiarkan berlarut – larut akan memicu kemerosotan suatu bangsa.
Dimulai dsari kemerosotan finansial, hingga kemerosotan moral. Akhirnya, jatah
sebuah peradaban tersebut untuk tetap eksis dalam kancah dunia tinggal
menghitung hari saja.
Sifat
Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional
suatu bangsa memiliki sifat sebagai berikut :
1.
Manunggal, yaitu sifat integratif yang diartikan terwujudnya kesatuan dan
perpaduan yang seimbang serasi, dan
selaras dengan seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
2.
Mawas ke dalam, yaitu ketahan nasional yang diarahkan pada diribangsa dan
negara itu sendiri
3.
Kewibawaan, yaitu ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat
menunggal dapat mewujudkan kewibawaan nasional.
4. Dinamis, yaitu
kondisi tingkat ketahanan nasional suatu negara yang tidak tetap.
5.
Menitik beratkan konstitusi dan saling menghargai. Ketahanan nasional tidak
mendahulukan sikap adu kekuasaan dan adu kekuatan. Maka, konsepsi ketahanan
nasional tidak mengutamakan penggunaan adu kekuasaan dan adu kekerasan.
2.
Dampak
Globalisasi
Munculnya globalisasi
tentunya membawa dampak bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Dampak
globalisasi tersebut meliputi dampak positif dan dampak negatif di berbagai
bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya
dan lain- lain akan berdampak kepada nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.
·
Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
:
1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.
·
Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap
Nilai-Nilai Nasionalisme
1.
Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat
Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga
tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi
liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan
hilang.
2.
Dari globalisasi aspek ekonomi,
hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar
negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia.
Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala
berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3.
Masyarakat kita khususnya anak muda
banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya
cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai
kiblat.
4.
Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial
yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam
globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang
kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
5.
Munculnya sikap individualisme yang
menimbulkan ketidakpedulian antar perilaku sesama warga. Dengan adanya
individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
·
Dampak Globalisasi terhadap Kehidupan Bangsa
Indonesia
Dari aspek
ideologi, Pancasila yang merupakan “way of life” bangsa Indonesia saat ini
menghadapi tantangan serius, bukan saja orang enggan bicara tentang Pancasila,
tetapi justru nilai-nilai yang terkandung didalamnya nyaris tidak lagi dihayati
dan diamalkan. Mungkin hal ini adalah akibat dan sikap traumatis dari
pengalaman masa lalu, atau dapat pula karena terlahir generasi baru yang telah
menganggap bahwa Pancasila sudah tidak bermakna lagi.
Distorsi
pemahaman dan implementasi yang terjadi saat ini, dapat kita amati fenomenanya
antara lain :
1. Terjadinya
kemerosotan (dekadensi) moral, watak, mental dan perilaku/ etika hidup
bermasyarakat dan berbangsa terutama pada generasi muda.
2. Gaya
hidup yang Hedonistik, materialistik konsumtif dan cenderung melahirkan sifat
ketamakan atau keserakahan, serta mengarah pada sifat dan sikap
individualistik.
3. Timbulnya gejala politik yang berorientasi
kepada kekuatan, kekuasaan dan kekerasan, sehingga hukum sulit ditegakkan.
4. Persepsi
yang dangkal, wawasan yang sempit, beda pendapat yang berujung bermusuhan, anti
terhadap kritik serta sulit menerima perubahan yang pada akhirnya cenderung
anarkhis.
5. Birokrasi
pemerintahan terlihat semakin arogan berlebihan, cenderung KKN dan sukar
menempatkan diri sebagai pelayan masyarakat. Pemberan-tasan korupsi yang
berakar pada birokrasi ini yang terasakan amat sulit karena telah membudaya.
·
Pengaruh
Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda
Arus globalisasi begitu cepat
merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi
terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah
membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa
Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam
kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak
remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya
Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian
tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas-
jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka
dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain
dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan
budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian
bangsa.
Teknologi internet merupakan
teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa
saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari-
hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang
berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini,
banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka
situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka
yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena
mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak
muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada
rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan
keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya
geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu
ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.
Globalisasi juga
dapat menjadi ancaman bagi keamanan negara. Hal ini dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Globalisasi Ekonomi
Akan menciptakan ancaman dengan menipisnya kemampuan
negara dalam hak-hak nasional ekonomi, yang disebabkan adanya ekonomi global
yang memunculkan insitusi-institusi dan lembaga ekonomi internasional seperti
IMF, Bank dunia dan sebagainya), yang membuat negara-negara bergantung.
2. Globalisasi Ideologi
Menciptakan ancaman
ketika globalisme memberikan peluang bagi terjadinya perang ideologi. Globalisasi
yang membuka sekat diantara identitas budaya, keyakinan serta nilai-nilai
bangsa tertentu membuat batas wilayah tidak lagi mampu membatasi pengaruh yang
masuk kedalam negara. Sehingga, membuat negara harus siap menghadapi datangnya
ideologi asing.
3. Globalisasi Sosial
Ancamannya adalah dengan majunya teknologi yang
merupakan rangkaian dalam globalisasi yang tidak dapat dibendung. Teknologi
canggih membuat proses integrasi sosial menjadi sangat cepat bahkan tidak
terkendalikan. Informasi mengalir tanpa batas, penyebaran budaya juga dengan
mudah memasuki negara.
4. Globalisasi Militer
Kerjasama-kerjasama militer yang dilakukan, secara
tidak langsung mengancam kedaulatan dan otonomi/ kekebasan negara dalam aspek
pengambilan keputusan, secara institusional dan struktural. Dalam hal
pengambilan keputusan misalnya, organisasi-oraganisasi militer internasional
seringkali membatasi otoritas negara untuk mengambil keputusan keamanan, dan
seringkali justru memaksakan keputusan sepihak dari negara yang mempunyai power
dalam organisasi tersebut.
3.
Hubungan
Ketahanan Nasioanal dengan Globalisasi
Kehidupan bangsa Indonesia di Era Globalisasi, di
tandai oleh era perdagangan bebas, dimana produk dari suatu negara dengan bebas
dapat masuk dan di perjualbelikan di negara lain. Kenyataan itu tentu
menimbulkan tantangan bagi semua negara untuk mampu bersaing dalam meningkatkan
kualitas produk industrinya, bangsa Indonesia juga tidak terlepas dari
tantangan itu. Ditengah-tengah usaha itu untuk memperbaiki perekonomian, bangsa
Indonesia juga ditantang untuk berjuang menempatkan bangsa Indonesia sederajat
dengan bangsa lain. Oleh karena itu kita sebagai warga negara Indonesia yang
baik tentu memiliki rasa bangga terhadap produk dalam negeri. Kita harus sadar
dan bangga bahwa produksi dalam negeri tidak kalah dengan produksi luar negeri.
Di
era globalisasi ini persaingan begitu ketat dan tajam pada semua aspek
kehidupan. Dibidang ideologi, kehancuran komunisme di Eropa Timur memungkinkan
liberalisme – kapitalisme mendominasi dunia. Di bidang politik, pengaruh
negara-negara besar sulit di elakan. Dibidang ekonomi, perdagangan bebas
menyebabkan produksi lokal terpental. Di bidang sosial budaya, pola hidup dan
budaya hedonistic (maunya enak, senang saja) mewarnai semua lapisan dan
lingkungan masyarakat. Sedangkan dibidang pertahanan dan keamanan penguasaan
teknologi persenjataan bukan lagi jaminan keamanan melainkan cenderung sebagai
ancaman.
Dalam kondisi
seperti itu, maka hanya orang, masyarakat bangsa dan negara yang memiliki
kualitas sajalah yang berpeluang memenangkan persaingan tersebut dan kunci
untuk mencapai itu adalah sumber daya manusia yang berkualitas dan di dukung
oleh teguhnya pendirian, loyal pada bangsa dan negara. Terikat pada tekad,
cinta pada tugas, dan semua itu dilakukan sebagai wujud cinta pada tanah air.
4.
Aspek-Aspek
Yang Mempengaruhi Ketahanan Nasional Terhadap Globalisasi
Saat ini, bangsa Indonesia masih berada dalam
perkembangan ekonomi yang sampai sekarang belum pulih dari krisis. Dan negara
ini akan goyah lagi apabila dihantam oleh globalisasi jika kemampuan,
produktivitas masyarakat tidak ditingkatkan sesuai dengan kemampuan bangsa
lain, sehingga bisa bersaing di dalam pasar globalisasi. Sebagai upaya untuk
mengatasi tantangan masa depan bangsa ini maka kita sebagai bangsa yang besar
memerlukan pemimpin yang memiliki wawasan ketahanan yang luas. Karena era
globaslisai akan mempengaruhi masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.
Aspek
pertama, sosial-politik yang juga akan terpengaruh globalisasi. Keadaan sosial
politik bangsa akan berpengaruh ataupun dipengaruhi oleh dunia luar dan bisa
merubah paham dan asas yang sudah dianut. Ini akan melemahkan Ketahanan
Nasional Indonesia dan menurukan wibawa bangsa di mata bangsa lain.
Aspek
kedua, dalam kehidupan tatanan nasional akan dipengaruhi secara langsung juga
dengan globalisasi. Untuk itu diperlukan kebijakan -kebijakan dari pemerintah
hasil pemilu presiden 2004 untuk dapat mengatasinya.
Aspek ketiga,
apabila kebijakan-kebijakan pemerintah salah maka globalisasi akan memperlemah
Ketahanan Nasional. Pemerintah diharuskan mengambil langkah dan kebijakan untuk
mengaantisipasi gelombang globalisasi di masa mendatang.
5. Langkah-langkah
untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai
nasionalisme antara lain yaitu:
•
Menumbuhkan semangat nasionalisme yang
tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
•
Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai
Pancasila dengan sebaik- baiknya.
•
Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama
dengan sebaik- baiknya.
•
Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan
dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
•
Selektif terhadap pengaruh globalisasi
di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Created by :
Haryani
Haryani
N. Dea Naomi
Meta Tanjung
Ibnu Darmawanto
Sumber :
http://firmanharjuanjaya.com/seo/1218/manfaat-globalisasi-terhadap-pertahanan-dan-keamanan-negara.xhtml