Minggu, 19 Mei 2013

Asetanilida

Asetanilida pertama kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun 1872 dengan cara mereaksikan asethopenon dengan NH2OH sehingga terbentuk asetophenon oxime yang kemudian dengan bantuan katalis dapat diubah menjadi asetanilida. Pada tahun 1899 Beckmand menemukan asetanilida dari reaksi antara benzilsianida dan H2O dengan katalis HCl. Pada tahun 1905 Weaker menemukan asetanilida dari anilin dan asam asetat.
Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus asetil. Asetinilida berbentuk butiran berwarna putih tidak larut dalam minyak parafin dan larut dalam air dengan bantuan kloral anhidrat.Asetanilida atau sering disebut phenilasetamida mempunyai rumus molekul C6H5NHCOCH3 dan berat molekul 135,16 gr/mol.Asetanilida pertama kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun 1872 dengan cara mereaksikan asethopenon dengan NH2OH sehingga terbentuk asetophenon oxime yang kemudian dengan bantuan katalis dapat diubah menjadi asetanilida. Pada tahun 1899 Beckmand menemukan asetanilida dari reaksi antara benzilsianida dan H2O dengan katalis HCl. Pada tahun 1905 Weaker menemukan asetanilida dari anilin dan asam asetat.
Ada beberapa proses pembuatan asetanilida, yaitu
a. Pembuatan asetanilida dari asam asetat anhidrid dan aniline 
b. Pembuatan asetanilida dari asam asetat dan aniline 
c. Pembuatan asetanilida dari ketene dan anilineKetene (gas) dicampur kedalam anilin di bawah kondisi yang diperkenankan akan menghasilkan asetanilida.
d. Pembuatan asetanilida dari asam thioasetat dan aniline


Asetanilida banyak digunakan dalam industri kimia , antara lain;
a.   Sebagai bahan baku pembuatan obat-obatan
b.   Sebagai zat awal penbuatan penicilium
c.   Bahan pembantu dalam industri cat dan karet
d.   Bahan intermediet pada sulfon dan asetilklorida

Sifat Fisis dan Kimia Anilin, Asam Asetat, dan Asetanilida
a.   Anilin
      Sifat – sifat fisis:
-          Rumus molekul : C6H5NH2
-          Berat molekul : 93,12 g/gmol
-          Titik didih normal : 184,4 oC
-          Suhu kritis : 426 oC
-          Tekanan kritis : 54,4 atm
-          Wujud : cair
-          Warna : jernih
-          Spesifik gravitu : 1,024 g/cm3
Sifat – sifat kimia:
- Halogenasi senyawa anilin dengan brom dalam larutan sangat encer menghasilkan endapan 2, 4, 6 tribromo anilin.
-  Pemanasan anilin hipoklorid dengan senyawa anilin sedikit berlebih pada tekanan sampai 6 atm menghasilkan senyawa diphenilamine.
-  Hidrogenasi katalitik pada fase cair pada suhu 135 – 170oC dan tekanan 50 – 500 atm menghasilkan 80% cyclohexamine ( C6H11NH2 ). Sedangkan hidrogenasi anilin pada fase uap dengan menggunakan katalis nikel menghasilkan 95% cyclohexamine.
- Nitrasi anilin dengan asam nitrat pada sushu -20oC menghasilkan mononitroanilin, dan nitrasi anilin dengan nitrogen oksida cair pada suhu 0oC menghasilkan 2, 4 dinitrophenol.

b.   Asam Asetat
Sifat – sifat fisis:
-          Rumus molekul : CH3COOH
-          Berat molekul : 6.,053 g/gmol
-          Titik didih normal : 117,9 oC
-          Titik leleh : 16,7 oC
-          Berat jenis : 1,051 gr/ml
-          Suhu kritis : 321,6 oC
-          Tekanan kritis : 57,2 atm
-          Wujud : cair
-          Warna : jernih
-          Panas pembakaran : 208,34 kkal/mol
-          Panas penguapan : 96,8 kal/gr ( 118 oC )
Sifat – sifat kimia:
- Dengan alkohol menghasilkan proses esterifikasi
R-OH + CH3COOH CH3COOR + H2O
- Pembentukan garam keasaman
2 CH3COOH + Zn (CH3COO)2Zn2+ + H
- Konversi ke klorida – klorida asam
CH3COOH + PCl3 3CH3COOCl + H3PO3
- Pembentukan ester
CH3COOH + CH3CH2OH H+ CH3COOC2H5 + H2O
- Reaksi dari halida dengan ammoniak
CH3COOH Cl ClCH2COOHNH3 NH2CH2COONH H+ NH2CH2COOH3.

c.          Asetanilida
            Sifat – sifat fisis:
-          Rumus molekul : C6H5NHCOCH3
-          Berat molekul : 135,16 g/gmol
-          Titik didih normal : 305 oC
-          Titik leleh : 114,16 oC
-          Berat jenis : 1,21 gr/ml
-          Suhu kritis : 843,5 oC
-          Titik beku : 114 oC
-          Wujud : padat
-          Warna : putih
-          Bentuk : butiran / Kristal

            Sifat-sifat kimia:
- Pirolysis dari asetanilida menghasilkan N-diphenil urea, anilin, benzene dan hydrocyanic acid.
Asetanilida merupakan bahan ringan yang stabil dibawah kondisi biasa, hydrolisa dengan alkali cair atau dengan larutan asam mineral cair dalam kedaan panas akan kembali ke bentuk semula.
Adisi sodium dalam larutan panas Asetanilida didalam xilena menghasilkan N-Sodium derivative.   
C6H5NHCOCH3 + HOH              C6H5NH2 + CH3COOH
Bila dipanaskan dengan phospor pentasulfida menghasilkan thio Asetanilida ( C6H5NHC5CH3 ).
Bila di treatmen dengan HCl, Asetanilida dalam larutan asam asetat menghasilkan 2 garam ( 2 C6H5NHCOCH3 ).
Dalam larutan yang memgandung pottasium bicarbonat menghasilkan N- bromo asetanilida.
Nitrasi asetanilida dalam larutan asam asetaat menghasilkan p-nitro Asetanilida.

Tinjauan Proses Secara Umum, Asetanilida dibuat dari reaksi antara anilin dengan asam asetat.  Produknya berupa kristal yang dimurnikan dengan kristalisasi. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
C6H5NH2 + CH3COOH              C6H5NHCOCH3 + HOH
Mekanisme reaksi pembuatan Asetanilida disebut juga dengan reaksi asilasi amida yang diberikan oleh Fessenden, sebagai berikut : Mula-mula anilin bereaksi dengan asam asetat membentuk suatu amida dalam keadaan transisi, kemudian diikuti dengan reduksi H2O membentuk asetanilida. Substitusi aromatik elektrofilik adalah reaksi organik dimana sebuak atom, biasanya hidrogen, yang terikat pada sistem aromatis diganti dengan elektrofil. Reaksi terpenting di kelas ini adalah nitrasi aromatik, halogenasi aromatik, sulfonasi aromatik dan asilasi dan alkilasi reaksi Friedel-Crafts.
Penggunaan Derivat Asam Karboksilat dalam Sintesis
Asam karboksilat dan derivat (turunan-turunannya) semua bersifat dapat diubah satu menjadi yang lain secara sintetik. Namun dari antara derivat asam karboksilat ini, halida asam dan anhidrida agaknya yang paling serbaguna, karena keduanya lebih reakstif daripada senyawa karbonil yang lain. Keduanya dapat digunakan untuk mensintesis ester yang terintangi (secara sterik) dan ester fenil, yang tidak dapat dibuat dengan rendemen yang baik dengan pemanansan RCOOH dan R’OH dengan katalis asam, karena kesetimbangan tidak menguntungkan.
Kedua derivat ini juga merupakan reagensia yang paling berguna untuk membuat amida tersubtitusi-N. Ruduksi suatu klorida asam dengan LiAlH(OR)3 menyajikan satu dari hanya sedikit jalur ke aldehida. 
Meskipun ester tidak sereaktif klorida asam atau anhidrida, mereka berguna dalam sintesis alkohol (dengan reduksi atau dengan reaksi Grignard) dan merupakan bahan awal yang berharga dalam mensintesis molekul rumit.
Sintesis nitril memberikan satu dari teknik-teknik yang paling mudah untuk memperpanjang rantai karbon alifatik dengan satu rantai lagi, atau untuk menambahkan suatu gugus karboksil atau suatu gugus NH2.
Seperti telah disebut, reaksi RX dan CN- memberikan rendemen terbaik dengan alkil halide primer. Alkil halide sekunder dapat juga digunakan, tetapi rendemennya lebih rendah.
 Asetilasi Amina Aromatis
Anilin merupakan amina aromatis primer. Reaksi subtitusi terhadap amina aromatis dapat berupa subtitusi pada cincin benzene atau subtitusi pada gugus amina. Asetilasi amina aromatis primer atau sekunder banyak dilakukan dengan klorida asam dalam suasana basa atau dengan mereaksikan amina dengan asetat anhidrida. Aniline primer bereaksi dengan asetat anhidrida menghasilkan asetanilida.
Jika asetat anhidrida yang digunakan berlebihan dan pemanasan dilakukan pada waktu yang lama, maka sejumlah turunan diasetil akan terbentuk. Namun demikian, turunan diasetil tidak stabil dengan kehadiran air dan mengalami hidrolisis menghasilkan senyawa monoasetil.
Amina dapat mengalami reaksi hidrolisa dalam suasana asam membentuk asam karboksilat dan garam amina, sedangkan dalam suasana basa membentuk ion karboksilat dan amina.

SUMBER
Hadi, Abdul Lilhaq. 2011. Pembuatan asetanilida, (Online),   
Haznawati, Hafila. 2012. Sintesa asetanilida. Pembuatan asetanilida, (Online),
Pramushinta, Diah. 2012. Asetanilida, (Online),

Asetanilida

Asetanilida pertama kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun 1872 dengan cara mereaksikan asethopenon dengan NH2OH sehingga terbentuk asetophenon oxime yang kemudian dengan bantuan katalis dapat diubah menjadi asetanilida. Pada tahun 1899 Beckmand menemukan asetanilida dari reaksi antara benzilsianida dan H2O dengan katalis HCl. Pada tahun 1905 Weaker menemukan asetanilida dari anilin dan asam asetat.
Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus asetil. Asetinilida berbentuk butiran berwarna putih tidak larut dalam minyak parafin dan larut dalam air dengan bantuan kloral anhidrat.Asetanilida atau sering disebut phenilasetamida mempunyai rumus molekul C6H5NHCOCH3 dan berat molekul 135,16 gr/mol.Asetanilida pertama kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun 1872 dengan cara mereaksikan asethopenon dengan NH2OH sehingga terbentuk asetophenon oxime yang kemudian dengan bantuan katalis dapat diubah menjadi asetanilida. Pada tahun 1899 Beckmand menemukan asetanilida dari reaksi antara benzilsianida dan H2O dengan katalis HCl. Pada tahun 1905 Weaker menemukan asetanilida dari anilin dan asam asetat.
Ada beberapa proses pembuatan asetanilida, yaitu
a. Pembuatan asetanilida dari asam asetat anhidrid dan aniline 
b. Pembuatan asetanilida dari asam asetat dan aniline 
c. Pembuatan asetanilida dari ketene dan anilineKetene (gas) dicampur kedalam anilin di bawah kondisi yang diperkenankan akan menghasilkan asetanilida.
d. Pembuatan asetanilida dari asam thioasetat dan aniline


Asetanilida banyak digunakan dalam industri kimia , antara lain;
a.   Sebagai bahan baku pembuatan obat-obatan
b.   Sebagai zat awal penbuatan penicilium
c.   Bahan pembantu dalam industri cat dan karet
d.   Bahan intermediet pada sulfon dan asetilklorida

Sifat Fisis dan Kimia Anilin, Asam Asetat, dan Asetanilida
a.   Anilin
      Sifat – sifat fisis:
-          Rumus molekul : C6H5NH2
-          Berat molekul : 93,12 g/gmol
-          Titik didih normal : 184,4 oC
-          Suhu kritis : 426 oC
-          Tekanan kritis : 54,4 atm
-          Wujud : cair
-          Warna : jernih
-          Spesifik gravitu : 1,024 g/cm3
Sifat – sifat kimia:
- Halogenasi senyawa anilin dengan brom dalam larutan sangat encer menghasilkan endapan 2, 4, 6 tribromo anilin.
-  Pemanasan anilin hipoklorid dengan senyawa anilin sedikit berlebih pada tekanan sampai 6 atm menghasilkan senyawa diphenilamine.
-  Hidrogenasi katalitik pada fase cair pada suhu 135 – 170oC dan tekanan 50 – 500 atm menghasilkan 80% cyclohexamine ( C6H11NH2 ). Sedangkan hidrogenasi anilin pada fase uap dengan menggunakan katalis nikel menghasilkan 95% cyclohexamine.
- Nitrasi anilin dengan asam nitrat pada sushu -20oC menghasilkan mononitroanilin, dan nitrasi anilin dengan nitrogen oksida cair pada suhu 0oC menghasilkan 2, 4 dinitrophenol.

b.   Asam Asetat
Sifat – sifat fisis:
-          Rumus molekul : CH3COOH
-          Berat molekul : 6.,053 g/gmol
-          Titik didih normal : 117,9 oC
-          Titik leleh : 16,7 oC
-          Berat jenis : 1,051 gr/ml
-          Suhu kritis : 321,6 oC
-          Tekanan kritis : 57,2 atm
-          Wujud : cair
-          Warna : jernih
-          Panas pembakaran : 208,34 kkal/mol
-          Panas penguapan : 96,8 kal/gr ( 118 oC )
Sifat – sifat kimia:
- Dengan alkohol menghasilkan proses esterifikasi
R-OH + CH3COOH CH3COOR + H2O
- Pembentukan garam keasaman
2 CH3COOH + Zn (CH3COO)2Zn2+ + H
- Konversi ke klorida – klorida asam
CH3COOH + PCl3 3CH3COOCl + H3PO3
- Pembentukan ester
CH3COOH + CH3CH2OH H+ CH3COOC2H5 + H2O
- Reaksi dari halida dengan ammoniak
CH3COOH Cl ClCH2COOHNH3 NH2CH2COONH H+ NH2CH2COOH3.

c.          Asetanilida
            Sifat – sifat fisis:
-          Rumus molekul : C6H5NHCOCH3
-          Berat molekul : 135,16 g/gmol
-          Titik didih normal : 305 oC
-          Titik leleh : 114,16 oC
-          Berat jenis : 1,21 gr/ml
-          Suhu kritis : 843,5 oC
-          Titik beku : 114 oC
-          Wujud : padat
-          Warna : putih
-          Bentuk : butiran / Kristal

            Sifat-sifat kimia:
- Pirolysis dari asetanilida menghasilkan N-diphenil urea, anilin, benzene dan hydrocyanic acid.
Asetanilida merupakan bahan ringan yang stabil dibawah kondisi biasa, hydrolisa dengan alkali cair atau dengan larutan asam mineral cair dalam kedaan panas akan kembali ke bentuk semula.
Adisi sodium dalam larutan panas Asetanilida didalam xilena menghasilkan N-Sodium derivative.   
C6H5NHCOCH3 + HOH              C6H5NH2 + CH3COOH
Bila dipanaskan dengan phospor pentasulfida menghasilkan thio Asetanilida ( C6H5NHC5CH3 ).
Bila di treatmen dengan HCl, Asetanilida dalam larutan asam asetat menghasilkan 2 garam ( 2 C6H5NHCOCH3 ).
Dalam larutan yang memgandung pottasium bicarbonat menghasilkan N- bromo asetanilida.
Nitrasi asetanilida dalam larutan asam asetaat menghasilkan p-nitro Asetanilida.

Tinjauan Proses Secara Umum, Asetanilida dibuat dari reaksi antara anilin dengan asam asetat.  Produknya berupa kristal yang dimurnikan dengan kristalisasi. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
C6H5NH2 + CH3COOH              C6H5NHCOCH3 + HOH
Mekanisme reaksi pembuatan Asetanilida disebut juga dengan reaksi asilasi amida yang diberikan oleh Fessenden, sebagai berikut : Mula-mula anilin bereaksi dengan asam asetat membentuk suatu amida dalam keadaan transisi, kemudian diikuti dengan reduksi H2O membentuk asetanilida. Substitusi aromatik elektrofilik adalah reaksi organik dimana sebuak atom, biasanya hidrogen, yang terikat pada sistem aromatis diganti dengan elektrofil. Reaksi terpenting di kelas ini adalah nitrasi aromatik, halogenasi aromatik, sulfonasi aromatik dan asilasi dan alkilasi reaksi Friedel-Crafts.
Penggunaan Derivat Asam Karboksilat dalam Sintesis
Asam karboksilat dan derivat (turunan-turunannya) semua bersifat dapat diubah satu menjadi yang lain secara sintetik. Namun dari antara derivat asam karboksilat ini, halida asam dan anhidrida agaknya yang paling serbaguna, karena keduanya lebih reakstif daripada senyawa karbonil yang lain. Keduanya dapat digunakan untuk mensintesis ester yang terintangi (secara sterik) dan ester fenil, yang tidak dapat dibuat dengan rendemen yang baik dengan pemanansan RCOOH dan R’OH dengan katalis asam, karena kesetimbangan tidak menguntungkan.
Kedua derivat ini juga merupakan reagensia yang paling berguna untuk membuat amida tersubtitusi-N. Ruduksi suatu klorida asam dengan LiAlH(OR)3 menyajikan satu dari hanya sedikit jalur ke aldehida. 
Meskipun ester tidak sereaktif klorida asam atau anhidrida, mereka berguna dalam sintesis alkohol (dengan reduksi atau dengan reaksi Grignard) dan merupakan bahan awal yang berharga dalam mensintesis molekul rumit.
Sintesis nitril memberikan satu dari teknik-teknik yang paling mudah untuk memperpanjang rantai karbon alifatik dengan satu rantai lagi, atau untuk menambahkan suatu gugus karboksil atau suatu gugus NH2.
Seperti telah disebut, reaksi RX dan CN- memberikan rendemen terbaik dengan alkil halide primer. Alkil halide sekunder dapat juga digunakan, tetapi rendemennya lebih rendah.
 Asetilasi Amina Aromatis
Anilin merupakan amina aromatis primer. Reaksi subtitusi terhadap amina aromatis dapat berupa subtitusi pada cincin benzene atau subtitusi pada gugus amina. Asetilasi amina aromatis primer atau sekunder banyak dilakukan dengan klorida asam dalam suasana basa atau dengan mereaksikan amina dengan asetat anhidrida. Aniline primer bereaksi dengan asetat anhidrida menghasilkan asetanilida.
Jika asetat anhidrida yang digunakan berlebihan dan pemanasan dilakukan pada waktu yang lama, maka sejumlah turunan diasetil akan terbentuk. Namun demikian, turunan diasetil tidak stabil dengan kehadiran air dan mengalami hidrolisis menghasilkan senyawa monoasetil.
Amina dapat mengalami reaksi hidrolisa dalam suasana asam membentuk asam karboksilat dan garam amina, sedangkan dalam suasana basa membentuk ion karboksilat dan amina.

SUMBER
Hadi, Abdul Lilhaq. 2011. Pembuatan asetanilida, (Online),   
Haznawati, Hafila. 2012. Sintesa asetanilida. Pembuatan asetanilida, (Online),
Pramushinta, Diah. 2012. Asetanilida, (Online),