A.
SEJARAH
Clark L. Hull (1884-1952) meraih gelar Ph. D. dari
university of Wisconsin pada 1918, tempat dia mengajar dari 1916 sampai 1929.
Pada tahun 1929 dia pindah ke Yale dan tetap di sana
sampai meninggal. Karier Hull dapat dibagi menjadi tiga bagian terpisah, yaitu
perhatian utama pertamanya adalah tes bakat dan kecakapan, perhatian kedua Hull
adalah hypnosis, dan perhatian ketiganya, dan karya yang membuat terkenal
adalah studi proses belajar.
Buku buatan
pertama Hull mengenai belajar, principles
of behavior (1943) mengubah studi tentang belajar secara radikal. Karya ini
adalah usaha pertama untuk mengaplikasikan teori ilmiah yang komprehensif ke
dalam studi fenomena psikologis yang kompleks. Hull adalah orang pertama yang
menggunakan teori yang kukuh untuk mempelajarai dan menjelaskan proses belajar.
Atas usahanya, Hull menerima warren Medal pada 1945 dari society of
Experimental Psychology.
Hull menderita cacat fisik yaitu
kelumpuhan sebagian karena polio sejak kecil. Pada 1948 di terkena serangan
jantung koroner dan empat tahun kemudian dia meninggal. Dalam buku terakhirnya
(behavior system), dia
mengekspresikan penyelasannya karena buku ketiga tentang belajar yang ingin
ditulisnya tidak pernah terwujud.
Walaupun Hull merasa teorinya belum
lengkap, namun teorinya sangat berpengaruh terhadap teori belajar di seluruh
dunia. Clark Hull adalah kontributor utama
untuk pengetahuan kita tentang proses belajar. Tujuan teori Hull adalah
menjelaskan perilaku adaptif dan untuk memahami variabel-variabel yang
mempengaruhinya. Dapat dikatakan bahwa Hull tertarik untuk menyusun sebuah
teori yang menjelaskan bagaimana kebutuhan tubuh, lingkungan dan perilaku
saling berinteraksi untuk meningkatkan probabilitas survival organisme.
B.
Konsep dan Teori
Dasar dari teori
belajar Hull adalah teori belajar behavioristik. Clark Hull menggunakan variabel
hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian belajar. Namun
Hull juga terpengaruh oleh teori evolusi Charles Darwin. Bagi Hull semua fungsi
tingkah laku bermanfaat, terutama untuk menjaga agar organisme tetap bertahan
hidup. Oleh sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan
kebutuhan biologis (drive reduction) adalah penting dan menempati posisi
sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus (stimulus dorongan)
dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun
respon yang akan muncul mungkin dapat berwujud macam-macam.
Clark L. Hull
mendasarkan teori belajarnya pada tingkah laku yang diselidiki dengan hubungan
perkuatan S-R.
Kebutuhan yang timbul akan menyebabkan
terbentuknya suatu perilaku yang akan mereduksi kebutuhan secara
berangsur-angsur yang dapat dipelajari responnya. Stimulus yang dapat
menimbulkan respon adalah stimulus yang mengenai saraf sensoris atau reseptor
kemudian menimbulkan impuls yang masuk afferent, yaitu saraf gerak dan dapat
mengaktifkan otot-otot maskuler.
S dengan huruf besar merupakan
stimulus dan obyeknya. S dengan huruf kecil merupakan stimulus dalam organisme,
stimulus yang sudah berupa impuls. Impuls merupakan perangsang atau stimulus
yang sudah ada dan bekerja dalam saraf. Dalam teori kali ini yang akan kita
pakai s dengan huruf besar.
Hull membedakan tendensi untuk
timbulnya R dan r. R untuk respon yang nampak, faktual, dan r adalah
predisposisi respon yang masih dalam aktivitas saraf. r merupakan respon yang
masih ada didalam organisme, jadi tidak nampak, tapi mempengaruhi tingkah laku.
Hull mengganti S-R menjadi SHR, dimana H merupakan habit.
Hull membedakan antara learning dengan
performance. Tindakan dipengaruhi oleh banyak hal, tetapi belajar hanya
dipengaruhi oleh faktor jumlah waktu, respon khusus terjadi karena kontinu
dengan perkuatan. Menurut Hull tingkah laku bersumber pada kebutuhan yang
merupakan tuntutan hidup.
Hull juga mengembangkan beberapa
definisi, antara lain:
1.
Kebutuhan (Need)
Kebutuhan
merupakan keadaan organisme yang menyimpang dari kondisi biologis optimum pada
umumnya yang digunakan untuk melangsungkan hidupnya.
2.
Dorongan (Drive)
Kondisi
kekosongan ganda organisme sehingga mendorong untuk melakukan sesuatu. Istilah
lain dari dorongan adalah motiv.
3.
Perkuatan (Reinforcement)
Sesuatu yang
dapat memperkuat hubungan S-R, dan respon terhadap stimulus tersebut dapat
mengurangi ketegangan kebutuhan.
C.
Postulat yang Diajukan Oleh Hull
Hull mengajukan
enam belas postulat . Postulat-postulat itu adalah pernyataan umum tentang
perilaku yang tidak dapat diverifikasi secara langsung.
Postulat 1: Sensing the external environment and the
Stimulus Trace. ( Impuls saraf
afferent dan bekas lanjutannya )
Jika suatu perangsang mengenai
reseptor, maka timbullah impuls saraf afferent dengan cepat mencapai puncak
intensitasnya dan kemudian berkurang secara berangsur-angsur. Sesaat saraf
afferent berisi impuls dan diteruskan kepada saraf sentral dala beberapa detik
dan seterusnya timbul respon. S-R diubah menjadi S-s-R atau S-s-r-R. Simbol s
adalah impuls atau stimulus trace dalam saraf sensoris, dan simbol r adalah
impuls respon yang masih dalam saraf fferent.
Postulat 2: The Interaction of Sensory Impulses.
Interaction of sensory impulses ( s )
(Interaksi saraf
afferent)
Impuls dalam suatu saraf afferent
dapat diteruskan ke satu atau lebih saraf afferent lainnya. R timbul tidak
hanya karena satu stimulus, tetapi lebih dari satu S yang lalu terjadi
kombinasi berbagai stimulus. Rumusnya akan berubah menjadi S-r-R.
Postulat 3: Unlearned behavior (tingkah laku yang tidak dipelajari)
Sejak lahir organisme mempunyai
hierarki respon penentu kebutuhannya yang timbul karena ada
rangsangan-rangsangandan dorongan. Respon terhadap kebutuhan tertentu bukan
merupakan respon pilihan secara random, tetapi respon yang memang ditentukan
oleh kebutuhannya, misalnya mata kena debu maka mata berkedip dan keluar air
mata.
Postulat 4: contiguity and Drive reduction as Necessary conditions for Learning. (kontiguitas
dan Reduksi Dorongan sebagai kondisi-kondisi untuk belajar)
Kekuatan kebiasaan akan bertambah jika
kegiatan-kegiatan reseptor dan efektor terjadi dalam persamaan waktu yang
menyebabkan hubungan kontiguitif dengan hadiah pertama dan hadiah kedua.
Postulat 5: stimulus generalization. (penyamarataan)
Kekuatan kebiasaan yang efektif timbul
karena stimulus lain daripada stimulus pertama yang menjadi persyaratan
bergantung kepada penindakan stimulus kedua dari yang pertama dalam kesatuan
yang terus menerus dari ambang perbedaan, dengan kata lain yang ingin dibentuk
merupakan hasil rata-rata persyaratan stimulus berikutnya.
Postulat 6: Stimuli associated with drives. (Stimulus dorongan)
Hubungan dengan tiap-tiap dorongan
adalah stimulus dorongan karakteristik yang intensitasnya meningkat dengan
kekuatan dorongan.
Postulat 7: Reaction as a Function of Drive and habit strength. (Potensi reaksi
yang ditimbulkan oleh dorongan)
Kekuatan kebiasaan disintesiskan
kedalam potensi reaksi dengan dorongan-dorongan primer yang timbul pada saat
tertentu.
Postulat 8: Responding Causes Fatigues, Which Operates Against the Elicitation of a
Conditional Response. (Pengekangan
reaksi)
Timbulnya suatu reaksi menyebabkan
pengekangan reaksi yang lain. Suatu kejemuan untuk mengulangi respon.
Pengekangan reaksi adalah penghamburan waktu yang spontan.
Postulat 9:
the Learned Response of Not Responding.
Kelelahan adalah pendorong negative,
dan karenanya tidak memberikan respons akan menghasilkan penguatan. Tidak
member respon akan menyebabkan IR menghilang, dan karenanya
mengurangi dorongan kelelahan. Respons untuk tidak merespons ini dinamakan conditioned
inhibitattion (SIR) (hambatan yang dikondisikan)
Postulat 10: Factors Tending ti Inhibit a
Learned respons Change from Moment to Moment.
Menurut Hull, ada
“potensi penghambat” yang bervariasi dari satu waktu ke waktu lainnya dan
menghambat munculnya respons yang telah dipelajari. “potensi penghambat” ini
dinamakan oscillation effect (efek guncangan [SOR]
).
Postulat 11: momentary Effective Reaction potential Must Exceed a certain value
before a Leraned Response can Occur.
Potensi reaksi efektif yang momentum
harus melampaui reaksi ambang perangsang sebelum stimulus membangkitkan reaksi.
Postulat 12: Kemungkinan
reaksi diatas ambang perangsang.
Kemungkinan respon adalah fungsi normal dari
potensi reaksi efektif melampaui reaksi ambang perangsang.
Postulat 13: The Greater the Value of SER the sorter will be the latency
between S and R. latency [str ] adalah
waktu antara presentasi stimulus ke organisme dan respons yang dipelajarinya.
Postulat ini menyatakan bahwa waktu reaksi antara awal stimulus dan kemunculan
respons yang telah dipelajari akan turun jika nilai SER
naik.
Postulat 13: Latensi (keadaan diam atau
berhenti)
Makin potensi reaksi efektif melampaui reaksi
ambang perangsang makin pendek latensi respon, artinya respon makin cepat timbul.
Postulat 14: Hambatan berhenti
(ekstingsi)
Makin besar potensi reaksi efektif,
makin besar respon yang timbul tanpa perkuatan, sebelum berhenti atau
ekstingsi.
Postulat 15: The amplitude of a conditional response Amplitudo respon
(besarnya respon)
Besarnya dorongan dilantari atau
disebabkan oleh peningkatan kekuatan potensi efektif reaksi dalam sistem saraf
otonom.
Postulat 16 : When Two or More Incompatible Response Tend to be Elicited in the Same
Situation, the One with the Greatest sEr will occur.
Jika potensi-potensi reaksi kepada dua atau
lebih respon-respon yang bertentangan terjadi dalam organisme pada waktu yang
sama, maka hanya reaksi yang mempunyai potensi reaksi yang lebih besar akan
terjadi responnya.
Hull mengajukan enam belas postulat
dalam cakupan enam hal yakni sebagia berikut:
1.
Tanda-tanda luar yang mendorong atau
membimbing tingkah laku dan representasi neuralnya atau saraf. (postulat 1-3)
2.
Respon terhadap kebutuhan, hadiah dan kekuatan
kebiasaan. (postulat 3 &4)
3.
Stimulus pengganti (ekuaivalen) (postulat 5)
4.
Dorongan-dorongan sebagai akitivator respon. (postulat
6 & 7)
5.
Faktor-faktor yang melawan respon-respon (postulat
8,9,10)
6.
Bangkitnya respon. (postulat 11-16)
D. Beberapa persamaan teori belajar Hull
dengan teori belajar sebelumnya adalah sebagai berikut:
1.Berdasarkan asosiasi S-R
2.Berdasarkan cara melangsungkan
hidup.
3.Berdasarkan kebutuhan biologis dan
pemenuhannya.
4.Orientasinya kepada teori Pavlov.